Profil Desa Pesantren
Ketahui informasi secara rinci Desa Pesantren mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Pesantren, Wanayasa, Banjarnegara. Temukan potensi agrowisata salak, pesona Curug Sipawon, dan kekuatan ekonomi berbasis pertanian di dataran tinggi Banjarnegara. Info lengkap demografi, wisata, dan potensi desa.
-
Pusat Agrikultur Unggulan
Terkenal sebagai salah satu sentra penghasil salak dan kopi berkualitas di Banjarnegara, dengan topografi perbukitan dan lahan subur di dataran tinggi.
-
Potensi Wisata Alam dan Edukasi
Memiliki daya tarik utama Curug Sipawon dan sedang mengembangkan konsep agrowisata yang memadukan keindahan alam dengan pengalaman memetik hasil kebun.
-
Identitas Sejarah yang Khas
Nama "Pesantren" mencerminkan akar sejarah dan budaya religius yang menjadi bagian dari karakter serta perkembangan sosial masyarakat desa.

Desa Pesantren, yang terletak di Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, merupakan sebuah wilayah yang menyimpan perpaduan unik antara potensi agrikultur, keindahan alam dan jejak historis yang kuat. Berada di kawasan dataran tinggi, desa ini tidak hanya menjadi penopang ekonomi lokal melalui sektor pertanian, khususnya perkebunan salak, tetapi juga mulai dikenal sebagai destinasi wisata alam yang menjanjikan. Dengan pengelolaan yang tepat, Desa Pesantren berpotensi menjadi motor penggerak ekonomi kreatif dan pariwisata berkelanjutan di wilayah Banjarnegara.
Geografi dan Kondisi Demografis
Secara geografis, Desa Pesantren terletak pada ketinggian yang membuatnya memiliki hawa sejuk dan tanah yang subur, sangat ideal untuk kegiatan pertanian dan perkebunan. Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 3,36 kilometer persegi (3,36 km2). Berdasarkan data dari Kecamatan Wanayasa Dalam Angka, wilayah ini dimanfaatkan secara produktif oleh warganya untuk lahan pertanian.Batas-batas administratif Desa Pesantren yaitu:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wanaraja
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Balun
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tempuran
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Pejawaran
Menurut data terakhir yang tersedia, jumlah penduduk Desa Pesantren tercatat sebanyak 4.295 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, maka kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.278 jiwa per kilometer persegi (1.278 jiwa/km2). Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah desa agraris, menandakan pentingnya optimalisasi lahan untuk pemukiman dan sumber penghidupan. Topografi wilayah yang berbukit-bukit menjadi tantangan sekaligus anugerah, menciptakan lanskap yang indah namun memerlukan perhatian khusus dalam hal infrastruktur dan tata ruang.
Sejarah dan Asal-Usul Nama
Nama "Pesantren" yang melekat pada desa ini bukanlah sekadar sebutan tanpa makna. Nama tersebut menjadi cerminan kuat dari akar sejarah dan budaya masyarakat setempat. Di masa lampau, wilayah ini diyakini menjadi salah satu pusat kegiatan pendidikan agama Islam, layaknya sebuah pondok pesantren yang menjadi rujukan bagi masyarakat sekitar untuk menimba ilmu. Jejak-jejak historis ini, meskipun mungkin tidak lagi terlihat dalam bentuk bangunan fisik kuno, tetap hidup dalam tradisi, nilai-nilai sosial, dan semangat keagamaan yang dipegang oleh warganya.Warisan ini membentuk karakter masyarakat yang religius dan komunal. Semangat gotong royong dan kebersamaan yang sering dijumpai di lingkungan pesantren turut mewarnai kehidupan sehari-hari warga. Walaupun telah berkembang menjadi desa modern dengan dinamika ekonomi yang beragam, identitas sebagai wilayah yang memiliki akar sejarah religius ini tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari Desa Pesantren.
Perekonomian Berbasis Agrikultur dan Perkebunan
Tulang punggung perekonomian Desa Pesantren ialah sektor agrikultur. Lahan yang subur dan iklim yang mendukung menjadikan desa ini sebagai salah satu sentra penghasil komoditas pertanian penting di Kecamatan Wanayasa. Komoditas utama yang menjadi andalan dan ikon dari desa ini yakni salak. Perkebunan salak terhampar luas, dikelola oleh sebagian besar penduduk, baik dalam skala kecil maupun menengah. Salak dari wilayah Wanayasa, termasuk dari Desa Pesantren, dikenal memiliki kualitas yang baik dan diminati pasar.Selain salak, masyarakat juga menanam komoditas lain seperti kopi dan berbagai jenis sayuran dataran tinggi. Kopi yang ditanam di perbukitan Wanayasa memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi produk unggulan dengan cita rasa khas. Para petani di Desa Pesantren, yang tergabung dalam kelompok-kelompok tani, terus berupaya meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen mereka. Tantangan utama yang dihadapi meliputi fluktuasi harga komoditas, akses pasar yang lebih luas, dan kebutuhan akan inovasi teknologi pascapanen untuk meningkatkan nilai jual produk. Kehadiran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mengolah hasil pertanian, seperti keripik salak atau produk kopi kemasan, mulai tumbuh dan menjadi harapan baru untuk diversifikasi ekonomi desa.
Pesona Wisata Alam: Daya Tarik Curug Sipawon dan Agrowisata
Di samping potensi pertaniannya, Desa Pesantren dianugerahi pesona alam yang memukau, salah satunya yaitu Curug Sipawon. Air terjun ini menjadi magnet utama bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang masih asri. Meskipun akses menuju lokasi mungkin memerlukan sedikit usaha, pemandangan air terjun yang dikelilingi oleh hijaunya perbukitan memberikan pengalaman yang sepadan. Keunikan Curug Sipawon terletak pada suasana alaminya yang belum banyak tersentuh oleh pembangunan masif, menjadikannya destinasi ideal untuk ekowisata.Pemerintah desa bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat mulai menata dan mempromosikan potensi ini secara lebih serius. Menurut para penggiat wisata lokal, pengembangan tidak hanya difokuskan pada Curug Sipawon, tetapi juga pada konsep agrowisata. Konsep ini mengajak wisatawan untuk tidak hanya menikmati alam, tetapi juga merasakan pengalaman langsung di kebun-kebun milik warga. Wisatawan dapat belajar tentang budidaya salak, ikut memetik buah langsung dari pohonnya, hingga mencicipi hasil olahan pertanian setempat. Integrasi antara sektor pariwisata dan pertanian ini diyakini dapat memberikan nilai tambah ganda: meningkatkan pendapatan petani dan menciptakan pengalaman wisata yang otentik dan edukatif.
Tantangan dan Arah Pembangunan ke Depan
Seperti banyak desa berkembang lainnya, Desa Pesantren menghadapi serangkaian tantangan dalam perjalanannya menuju kemandirian dan kesejahteraan. Dari sisi infrastruktur, peningkatan kualitas jalan desa dan akses menuju lokasi wisata menjadi prioritas untuk menunjang mobilitas warga dan kenyamanan wisatawan. Dalam sektor ekonomi, stabilitas harga produk pertanian dan regenerasi petani menjadi isu penting. Banyak generasi muda cenderung mencari pekerjaan di luar sektor pertanian, sehingga diperlukan upaya untuk menjadikan pertanian sebagai profesi yang menarik dan menguntungkan.Pemerintah Desa Pesantren, dengan dukungan dari pemerintah kabupaten, diharapkan dapat merumuskan kebijakan yang strategis. Arah pembangunan ke depan mencakup beberapa hal. Pertama, penguatan kelembagaan petani dan UMKM melalui pelatihan manajemen, akses permodalan, dan teknologi. Kedua, promosi wisata yang lebih gencar melalui pemanfaatan media digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Ketiga, pembangunan infrastruktur penunjang pariwisata secara bertahap dan ramah lingkungan.Sebagai penutup, Desa Pesantren di Kecamatan Wanayasa merupakan representasi dari desa di Indonesia yang kaya akan potensi. Dengan fondasi agrikultur yang kokoh, pesona alam yang menawan, serta warisan budaya yang khas, desa ini memiliki semua modal yang diperlukan untuk berkembang. Melalui sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha, Desa Pesantren tidak hanya akan menjadi produsen hasil bumi yang unggul, tetapi juga sebuah destinasi yang menawarkan harmoni antara alam, budaya, dan keramahan warganya.